LINTAS NASIONAL – ACEH UTARA, Sebuah Perkampungan di pesisir Kabupaten Aceh Utara tepatnya Desa Cot Trueng Kecamatan Muara Batu terancam hilang akibat terjadinya abrasi pantai yang terus menggerus setiap tahun.
Abrasi Pantai di Gampong Cot Trung telah berlangsung selama bertahun-tahun sehingga mengurangi luas daratan secara signifikan dan berdampak besar pada kehidupan masyarakat yang sebagian besar bergantung pada hasil laut.
Selain mengancam rumah penduduk yang tergerus abrasi ini menyebabkan krisis air bersih karena intrusi air laut yang semakin merambah pemukiman warga, Kondisi ini diperburuk oleh rusaknya lahan tambak warga yang terus tergerus abrasi pantai yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
Keuchik Gampong Cot Trueng Tgk Nasruddin kepada awak media pada Kamis 5 Desember 2024 mengungkapkan dalam beberapa tahun terakhir sudah lebih 800 Meter garis Pantai bergeser akibat Abrasi.
“Kondisinya sudah sangat memprihatinkan, jika tidak segera ditangani, sejumlah rumah warga akan hanyut dibawa abrasi yang kian hari semakin parah,” ujar Tgk. Nasruddin didampingi Tuah Peut Wardan Hasan
Tgk. Nasruddin berharap kepada pemerintah Aceh dan Pemerintah Aceh Utara untuk segera turun tangan menangani abrasi tersebut dengan membangun tanggul penahan ombak sehingga dampak kerusakan abrasi tidak bertambah parah dan mengancam rumah warga.
“Kami berharap Pemerintah Aceh Utara jangan tutup mata, harapan kami segera dipasang batu gajah untuk penahan ombak atau Jetty agar abrasi tidak terus melebar,” pinta Tgk Nasruddin
Dirinya mengatakan, masyarakat selama ini tidak bisa tidur nyenyak khawatir air pasang kembali menerjang rumah-rumah.
“Tolong buatkan kami tanggul pemecah gelombang sehingga kami tidak was-was setiap hari,” harapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pimpinan Dayah Rauzatul Muàrif Cot Trueng. Tgk.HM Amin Daud atau dikenal dengan Ayah Cot Trueng, jika abrasi tersebut tidak segera ditangani selain mengancam rumah warga juga mengancam tempat pendidikan yang hanya berjarak puluhan meter dari bibir pantai.
“Karena terus tergerus tiap hari, abrasi juga akan mengancam SD Negeri 10 Muara batu yang hanya berjarak 50 meter serta Dayah Raudhatul ma’arif berjarak 70 meter, begitu juga dengan Rel kereta Api, sementara dengan jalan Lintas Medan-Banda Aceh berjarak 200 meter dari bibir pantai,” ungkap Ayah Cot Trueng
Ayah Cot Trueng meminta Dinas terkait baik di Pemerintah Propinsi dan Aceh Utara untuk segera menangani abrasi tersebut, jika belum ada anggaran maka bisa ditangani secara darurat terlebih dahulu.
“Kami minta untuk saat ini dibangun dengan tanggap darurat dulu, pasalnya ini tidak bisa dipertahankan lagi, semakin hari abrasi semakin melebar,” pintanya (AN)