Iklan Lintas Nasional

Putri dari Timses H Mukhlis – Razuardi Diteror OTK Berulang Kali

Ilustrasi

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, CSA (15) Warga Gampong Bireuen Meunasah Dayah Kecamatan Kota Juang, Bireuen di teror orang tak dikenal (OTK).

Ancaman teror itu dialamatkan kepada CSA yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena ibunya menjadi tim sukses dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bireuen H Mukhlis ST – Razuardi MT di tingkat Gampong.

CSA didampingi Ibunya Rini kepada kepada wartawan pada Selasa 26 November 2024 mengatakan, semenjak mendapatkan teror dari OTK itu ia merasa takut keluar rumah bahkan tidak berani pergi ke sekolah.

“Saya takut, saya sudah dua hari tidak berani pergi sekolah,” ucap siswa salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bireuen.

Dikatakan CSA, pertama kali para OTK yang mendatangi rumahnya berjumlah empat orang pada Minggu 24 November 2024 dengan menggunakan dua sepeda motor tanpa plat nomor polisi dengan menanyakan keberadaan ibunya.

Kemudian mereka mengancam akan mengacak – ngacak rumah mereka karena mendukung dan menjadi Tim Sukses pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 3 H Mukhlis – Razuarzi.

“Bilang sama mamak, kalau besok pagi semua hancur berarti salah mamak sendiri, karena mamak gak mau dengar, mamak bandel,” kata CSA menirukan salah satu OTK yang mendatangi rumahnya pada Minggu malam sekira pukul 22 : 00 WIB.

Ia menyebut, teror atau ancaman masih berlanjut di hari – hari berikutnya dengan memasukan selebaran – selebaran bernada ancaman kerumahnya melalui kolong bawah pintu rumah dan pelemparan gelas kaca kerumahnya.

“Saya tidak mengenal orang – orang yang datang kerumah kerana menggunakan helm dan masker,” sebut CSA.

Sementara itu, Ibu korban Rini membenarkan keluarganya sudah beberapa kali mendapat teror yang dilakukan orang tak dikenal karena menjadi tim sukses Paslon H Mukhlis – Razuardi.

Dikatakan Rini, sudah beberapa kali didatangi OTK kerumahnya dan memasukan selebaran – selebaran bernada ancaman dan melakukan pelemparan rumah dengan gelas.

“Mereka juga meneror anak saya, dan menyuruh saya untuk mengurung anak saya melalui tulisan yang masukan kerumah saya,” sebutnya Rini.

Ia mengaku, pada saat pertama kali didatangi orang tidak dikenal itu sedang tidak berada dirumah.

“Saya sedang di Meunasah untuk mendengarkan dakwah,” sebut Rini

Ia meminta Aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku teror tersebut karena menimbulkan trauma bagi kaluarganya, beda pilihan itu hal biasa karena ini negara Demokrasi.

“Saya mohon kepada pihak kepolisian untuk menindak tegas para pelaku teror, beda pilihan tidak dilarang dalam undang-undang, ini pesta Rakyat kenapa bisa terjadi seperti ini,” ungkapnya lirih (Rahmad Maulida)