LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar menjelaskan soal bantuan langsung tunai (BLT) desa. Program ini merupakan realokasi anggaran dana desa untuk bantuan langsung tunai.
Abdul menegaskan bahwa sasaran BLT desa adalah warga miskin yang kehilangan pekerjaan karena virus Corona. Kemudian, yang paling penting adalah warga tersebut belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.
Abdul juga mengatakan BLT dana desa akan diberikan kepada masyarakat yang keluarganya ada yang sakit kronis.
“Terkait BLT dana desa sasarannya adalah warga miskin yang kehilangan mata pencaharian karena COVID-19. Paling penting lagi dia belum dapat bantuan apapun, belum masuk PKH belum masuk BNPT, dan segala bentuk bantuan yang,” jelas Abdul dalam konferensi pers video, Jumat 8 Mei 2020.
“Ditambahkan juga di sana untuk anggota keluarga yang rentan sakit kronis, karena COVID ini lebih bahaya ke orang sakit kronis maka kami berikan,” lanjutnya.
Hingga kini sudah ada 27.062 desa yang mulai melakukan pendataan pihak mana saja yang akan mendapatkan BLT desa. Kemudian, ada 24.309 desa yang melakukan alokasi anggaran BLT desa, dan 10 ribu desa di antaranya sudah mencairkan dana desa untuk BLT.
“BLT desa yang sudah lakukan pendataan ada 27.062 desa, kemudian yang sudah alokasikan ada 24.309 dan yang sudah cair per hari ini jam 11.00 ada 10 ribu desa di 80 kabupaten-kota,” papar Abdul.
Sebelumnya, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa BLT desa akan diberikan ke 12,3 juta KK penerima manfaat. Per keluarga akan mendapatkan Rp 600 ribu per bulan hingga bulan Juni.
“Kemudian ada bantuan listrik. Lalu yang baru lagi ada bantuan langsung tunai desa ada 12,3 juta keluarga penerima manfaat, Rp 600 ribu per bulan. Mulai April sampai Juni,” jelas Muhadjir dalam kesempatan yang sama. (detik.com)